Rasa Laris dari Kolaborasi : Cara Kerja Sama dengan Food Blogger/Influencer agar Bisnis Kulinermu Melejit
Ingin tahu cara kerja sama dengan food blogger atau influencer untuk mendongkrak penjualan kulinermu ? Simak panduan lengkap, santai, dan edukatif ini untuk hasil kolaborasi yang efektif dan autentik.
![]() |
esb.id |
đ Makan Itu Soal Rasa, Tapi Jualan Butuh Cerita
Kamu mungkin sudah punya menu yang lezat, tempat yang nyaman, dan harga yang bersahabat. Tapi mengapa pelanggan belum juga ramai ?
Di era digital, ternyata bukan hanya rasa yang dijual—"cerita di balik makananmu juga harus sampai ke lidah-lidah online". Dan di sinilah para "food blogger dan influencer" berperan penting. Mereka bukan hanya mencicipi makanan, tapi juga membagikan pengalaman makan kepada ribuan bahkan jutaan followers mereka.
Cerita mereka bisa menjadi bahan bakar viralitas bisnismu.
đŊ️ Siapa Sih Food Blogger dan Influencer Itu ?
Sebelum buru-buru kirim DM atau email penawaran kerja sama, penting untuk mengenal dulu siapa sebenarnya mereka :
✍️ Food Blogger
Fokus pada konten berbasis tulisan panjang dan foto di blog pribadi.
Biasanya lebih detail, mencantumkan lokasi, harga, rasa, hingga sejarah usaha.
Lebih tahan lama karena kontennya diindeks oleh Google.
đą Influencer Makanan (Instagram, TikTok, YouTube)
Mengandalkan visual dan engagement.
Kontennya cepat viral, meski usia postingnya pendek.
Lebih personal karena disajikan sebagai ‘pengalaman pribadi’.
Keduanya sama-sama powerful. "Gabungan strategi pendek (influencer) dan panjang (blogger)" akan jadi amunisi pemasaran yang lengkap.
đ Kenapa Harus Kerja Sama dengan Food Blogger/Influencer ?
Berikut alasannya dalam gaya ngobrol :
Pemasaran mulut ke mulut versi digital
Konten gratis (yang sebenarnya dibayar)
SEO dan Brand Awareness
Bukti sosial (social proof)
Target pasar yang sudah tersegmentasi
Kalau dulu orang percaya pada tetangga, sekarang orang percaya pada siapa yang mereka follow.
Konten mereka bisa kamu repost di akunmu sebagai bagian dari *user-generated content*.
Blogger bikin kamu muncul di Google. Influencer bikin kamu ramai di media sosial.
“Kalau dia aja makan di sana, aku juga mau coba!”
Kamu nggak perlu cari pelanggan dari nol. Mereka sudah punya audiens.
đ Langkah-Langkah Cara Kerja Sama dengan Food Blogger/Influencer
đ¯ Tentukan Tujuanmu Dulu
Mau nambah follower?
Mau ramein outlet baru?
Mau branding ulang image restoran?
đ Riset Influencer yang Cocok
"Engagement rate": Apakah followers mereka aktif komentar?
"Kesesuaian gaya konten": Cocok nggak dengan image brand kamu?
"Reputasi dan kredibilitas": Pernah terlibat drama? (Ini penting!)
"Niche pasar": Apakah fokus ke kuliner, atau terlalu umum?
đ Hubungi dengan Cara yang Personal dan Profesional
đ Buat Brief yang Jelas
Lokasi/tempat makan
Menu yang harus dicoba
Value utama brand kamu (hal unik apa yang ingin ditekankan)
Hashtag & mention akun (untuk tracking)
Deadline atau periode posting
đĩ Tentukan Bentuk Kompensasi
"Free food" + shoutout
"Paid content (bayar per posting atau video)"
"Affiliate (influencer dibayar berdasarkan hasil pembelian)"
"Giveaway sponsor"
đ Pantau dan Evaluasi Hasil
Lihat apakah engagement naik?
Ada lonjakan follower atau kunjungan?
Apakah pelanggan datang bilang: "Saya lihat dari TikTok kak X"?
Jangan cuma karena "ikut-ikutan". Pastikan kamu tahu dulu :
Dengan tahu tujuan, kamu bisa menentukan siapa dan bagaimana kolaborasinya.
Jangan asal pilih yang followers-nya banyak. Lihat :
Gunakan tools seperti Noxinfluencer, HypeAuditor, atau cukup scroll dan rasakan ‘aura’ akun mereka.
Jangan sekadar kirim DM : “Mau kerja sama gak?”
Coba begini :
> “Hai, \[nama], aku suka banget dengan review kamu soal tempat makan unik. Kami baru launching menu baru dan pengen banget kamu cobain dan bagikan opini jujurmu. Boleh aku kirim brief dan ajak kamu diskusi lebih lanjut?”
Tunjukkan bahwa kamu kenal mereka dan menghargai kerja mereka.
Isi brief bisa meliputi :
Biarkan mereka tetap "punya gaya sendiri", tapi kamu boleh memberikan *guideline* sebagai arah.
Kompensasi bisa berupa :
Yang penting : "jelas di awal". Kalau bisa, buat perjanjian hitam di atas putih, atau minimal email yang mendokumentasikan kesepakatan.
Setelah postingan tayang :
Catat semua dan gunakan sebagai "data untuk strategi kerja sama berikutnya".
đŦ Studi Kasus Cerita Nyata: Mie Ayam Viral Karena Blogger
Salah satu warung mie ayam di Yogyakarta bekerja sama dengan food blogger lokal. Ia menulis review panjang di blognya, lengkap dengan cerita pemiliknya yang dulu jualan di angkringan. Tak lama, banyak influencer TikTok membuat video tentang kisah itu.
Hasilnya ?
"Antrian sampai dua jam".
Sampai owner bilang, “Saya cuma kerja sama sekali, tapi kontennya terus disebar ke mana-mana.”
Itulah kekuatan storytelling + influencer.
đŦ Kesalahan Umum dalam Kerja Sama dengan Influencer
Hanya fokus pada jumlah follower.
Tidak memberi ruang bagi kreator untuk berekspresi.
Tidak mengevaluasi hasilnya.
Terlalu jualan, kurang cerita.
Tidak jelas soal kompensasi → bisa berujung drama!
đ§ Tips Tambahan agar Kolaborasi Kamu Sukses
"Gunakan momen spesial" (launching menu, anniversary, promo).
"Buat tantangan atau challenge" (misalnya: makan pedas level 10).
"Ajak influencer untuk vlog di dapur kamu" (behind the scene content = gold).
"Kirimkan makanan ke rumah untuk review pribadi" jika outletmu belum siap ramai.
"Kolaborasi antar dua influencer berbeda platform" (misal YouTube + Instagram).
đŖ Penutup : Kolaborasi Bukan Sekadar Promosi, Tapi Hubungan
Kerja sama dengan food blogger atau influencer bukan cuma soal jualan, tapi membangun cerita dan koneksi.
Mereka adalah jembatan emosional antara kamu dan pelangganmu.
Kalau dilakukan dengan "jujur, kreatif, dan terencana", mereka bukan cuma mendongkrak penjualan, tapi bisa jadi bagian dari pertumbuhan jangka panjang brand kamu.
đ Artikel Terkait yang Bisa Kamu Baca :
Strategi Promosi Usaha Kuliner Agar Cepat Laku Panduan Lengkap dari Dapur ke Hati Konsumen
Post a Comment for "Rasa Laris dari Kolaborasi : Cara Kerja Sama dengan Food Blogger/Influencer agar Bisnis Kulinermu Melejit"